Potret dan komunitas

Voice of borneo | 20.37 | 2 komentar

by Tamin/Meliau- wwf Indonesia
Keterampilan fotographi bukan hanya milik orang orang yang memiliki kamera dan dipelajari di pelatihan yang diadakan oleh guru foto, masyarakat desa juga bisa melakukannya dan hasilnya luar biasa..
CLICK! (Communication Learning towards Innovative Change and Knowledge)berupaya menjembatani komunikasi dan aspirasi masyarakat melalui fotografi serta mendorong munculnya perubahan-perubahan positif yang bermanfaat bagi masyarakat dan alam sekitarnya. Tiap partisipan dipinjamkan sebuah kamera foto dan kamera video selama periode satu tahun untuk memotret kondisi alam serta kehidupan sosial dan budaya di lingkungan sekitar mereka.
Sebelum mulai berburu gambar, para peserta mendapatkan pelatihan singkat mengenai teknis penggunaan kamera dan ilmu dasar fotografi.
Kesempatan mendokumentasikan segala hal yang terkait dengan kondisi keseharian dan moment moment tertentu bisa tertangkap dengan utuh dan bahkan mereka bisa mendapatkan objek langka dan eksotis seperti kehidupan orangutan dialam.
Program fotografi yang melibatkan komunitas ini merupakan pendekatan antropologi dimana substansi dari cerita dan dokumentasi berasal dari ethnik atau kelompok kelompok masyarakat, di beberapa wilayah jantung borneo ethnik group yang dominan adalah ethnik Dayak (Iban, Kayan, Taman, Tamambaloh dll) dengan pola penghidupan sebagai masyarakat peladang dan peramu, sedangkan komunitas melayu lebih banyak hidup diwilayah perairan darat (sungai dan Danau)  .
Pembelajaran fotographi ini juga bermaksud untuk membantu masyarakat mendokumentasikan persoalan, potensi dan kondisi mereka , hasil hasil foto diseleksi dan bisa dipergunakan sebagai pelengkap usulan perencanaan pembangunan didesa dan melengkapi cerita atau informasi dalam proposal pembangunan.
Proses seleksi dan pendampingan lanjutan
Pelatihan pengenalan kamera hanya bagian awal dari proses fotografi masyarakat, tindaklanjut kegiatan ini adalah melakukan pendampingan dan seleksi foto foto yang memenuhi kriteria dan bersifat informatif. setiap tiga bulan masyarakat berkumpul dan membahas hasil foto yang telah dipilih. Dari setiap proses pertemuan mereka selalu sharing tentang bagaimana pengalaman dan pembelajaran yang didapat, banyak kejadian luarbiasa dan menarik bagaikan cerita novel cinta tak berujunglah hehehehehe...
Setelah memasuki satu tahun mereka melakukan pameran foto dan dilakukan dengan gaya masyarakat, misalnya pada saat pesta panen, festifal budaya ditingkat kampung dan kecamatan, puncak pameran ini dilakukan dikota kabupaten dan mengundang semua pihak..
Bagaimana foto foto tersebut bercerita?
Tidak hanya sekedar foto, foto foto yang dihasilkan selalu memuat keterangan singkat (deskripsi foto) dan dirajut menjadi rangkaian cerita yang menarik. karya luar biasa ini kemudian dibukukan dan dipublikasikan, cerita keindahan Negeri tercinta dengan keragaman budaya dan kekayaan alam berlimpah akan abadi dan dikenang sepanjang masa,,,,

Category: ,

Voice of Borneo:
Saya sangat menghargai komentar yang membangun dan bertanggungjawab

2 komentar:

  1. Bang aku doakan orangyang meminjamkan camera pd masyarakat ini dimasukan Tuhan ke surga. Terus mereka diajarkan ngeblog juga kan? Sebab apa lah artinya foto kalau tidakdigunakan sebagai sarana berbagi dan informasi :)

    BalasHapus
  2. setuju bu...sebagai masukan positif dan akan terus ditingkatkan lagi kualitas dan variasi media yang dipergunakan..

    BalasHapus