Memulai langkah bersama masyarakat melindungi Kawasan Muller Schwaner

Perjalanan
satu jam melalui jalur lintas selatan menuju kota Sintang dari Putussibau
sudah sudah sampai di simpang Tanjung. Dari Simpang Tanjung kami masih harus menempuh dua jam perjalanan menuju ke desa . Perjalanan malam hari dengan Kondisi jalan yang masih berlubang dan melintasi perbukitan
membuat adrenalin meningkat, suara burung malam dan sesekali terdengar menyambut malam membuat bulu kuduk bergidik juga hehehehehe..whatever lah.
Sampai
di ujung desa kami sudah disambut oleh masyarakat dan dipandu menuju balai desa
tempat kami akan menginap selama 3 malam nantinya. Keramahan dan sambutan kopi
membuat suasana cepat akrab dan nyaris melupakan tantangan selama perjalanan dan
menjelang tengah malam pun mata sudah mengantuk dan tertidur.
Dinginnya
udara pagi membangunkanku untuk bergegas menikmati suasana pagi di desa, bergegas dengan kamera dan peralatan mandi sambil menyusuri perkampungan membawa kesan bahwa aku menyapa alam kampung. Dari
jauh terdengan suara Owa-owa atau Kelempiau (Hylobates
muelleri), adalah primata dari keluarga Ungko.
menurut para peneliti primata owa owa atau kelempiau tidak
seperti keluarga ungka lainnya, Owa-owa tidak menunjukan dimorfisme dalam warna
bulunya. Owa-owa memiliki bulu berwarna abu-abu atau coklat dengan bulu
berwarna terang berbentuk cincin di bagian muka. Pada bagian kepala juga
terdapat bulu berwarna gelap seperti topi. Owa-owa memiliki berat rata-rata
5,7 kg, sehingga merupakan ungka terkecil dalam keluarga ungka.
Owa-owa
adalah hewan endemik pulau Kalimantan dengan habitat di bagian utara
dan timur Kalimantan. Owa-owa adalah hewan yang beraktivitas pada siang hari
dengan habitat pada hutan hujan. Karakteristik Owa-owa adalah memiliki lengan
yang panjang untuk berayun dari pohon ke pohon. Owa-owa hidup dengan pasangan
monogami dan melindungi keluarga dari serangan dengan suara keras dan panjang.
Makanan dari Owa-owa adalah buah.
Ingatanku
kembali duapuluh tahun yang lalu di kampungku binatang ini terakhir terdengar,
saat hutan sudah dirusak dan ditebang binatang Owa owa ini pun sudah nyaris
punah dan selalu menjadi incaran pemburu untuk diperdagangkan.
Jika
masih ada owa owa maka kondisi tutupan hutan masih bagus dan memiliki daya
tarik tersendiri. Ternyata bukan hanya diriku yang menikmati ini , saat mandi
disungai kutanyakan kesalah satu masyarakat tentang keberadaan owa owa, menurut
mereka rasa bangga dan sayang terhadap owa owa ini dimiliki oleh masyarakat di
desa tanjung dan owa owa ini binatang yang lembut dan memiliki sifat yang tidak
merusak. Luar biasa ikatan yang sangat
kuat dan mereka menganggap bahwa owa owa merupakan bagian dari sistim kehidupan
mereka.
Dinginnya
air sungai berbatu dan jernih membuatku merasa menemukan kembali surga yang
hilang dan diantara bebatuan ikan ikan berenang dan terlihat dengan jelas, kesejukan
sungai diantara tajuk kayu kayu besar di pinggir sungai seperti membentuk
lorong yang indah dan tajuk tajuk itu memberikan gambaran betapa pentingnya
kelestarian sungai dengan rivarian yang stabil. Pohon pohon ensurai dominan
menjaga rivarian (tepian) sungai dan membuat keindahan tersendiri.
Hari pertama
kegiatan kami membuka musyawarah warga dengan mengajak mereka membangun mimpi
kedepan terkait pengelolaan sumber daya hutan yang mereka miliki, diawal acara
masih terasa kegalauan didalam pikiran mereka, betapa tidak perasaan trauma ini
bukan hanya terjadi saat ini ketika dimana mana ekspansi perkebunan, HPH dan
pertambangan masif hingga mendekati wilayah pegunungan Muller schwner. Dalam
kondisi tertekan oleh terbatasnya akses pembangunan mereka awalnya pesimis
bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mengelola sumber daya alam yang dimiliki.
Berproses dengan membangun motivasi dan menunjukan beberapa bukti serta peluang
pengelolaan kehutanan oleh masyarakat membuat mereka sadar bahwa akses ini
harus direbut. Semangat untuk membangun dengan kemampuan sendiri dengan
dukungan parapihak semakin membuat rencana yang realistis untu menapak lebih
maju.
Pegunungan
Muller, yang berada di perbatasan antara Kabupaten Murung Raya dengan Provinsi
Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat. Menjadi satu rangkaian dengan Pegunungan
Schwaner, dua kawasan pegunungan ini berperan bagaikan menara airnya Pulau
Kalimantan. Hulu lima sungai besar berada di kawasan ini, yakni Sungai Barito,
Kahayan dan Katingan yang mengalir ke Kalimantan Tengah, Sungai Kapuas yang
mengalir ke Kalimantan Barat, dan Sungai Mahakam yang mengalir ke Kalimantan
Timur.
Keanekaragaman hayati di kawasan dua pegunungan ini juga relatif tinggi.
Tutupan hutan di kawasan Pegunungan Muller dan Pegunungan Schwaner masih bagus. Hutan di kawasan Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya (Pegunungan Schwaner) bersambungan dengan hutan di kawasan Pegunungan Muller. Ke arah timur menyambung dengan hutan di kawasan Cagar Alam Sapat Hawung, dan ke barat-laut bersambungan dengan hutan di kawasan Taman Nasional Betung Kerihun.
Hutan di kawasan perbukitan ini menyediakan sumber-sumber daya bagi kehidupan masyarakat pedalaman . Demikian pentingnya kawasan ini bagi biosfer dan penyangga kehidupan menjadi alasan untuk dilindungi dan dipertahankan. Langkah kecil ini akan berarti dan cerita bersama masyarakat pedalaman akan berseri dan berlanjut..semoga
Keanekaragaman hayati di kawasan dua pegunungan ini juga relatif tinggi.
Tutupan hutan di kawasan Pegunungan Muller dan Pegunungan Schwaner masih bagus. Hutan di kawasan Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya (Pegunungan Schwaner) bersambungan dengan hutan di kawasan Pegunungan Muller. Ke arah timur menyambung dengan hutan di kawasan Cagar Alam Sapat Hawung, dan ke barat-laut bersambungan dengan hutan di kawasan Taman Nasional Betung Kerihun.
Hutan di kawasan perbukitan ini menyediakan sumber-sumber daya bagi kehidupan masyarakat pedalaman . Demikian pentingnya kawasan ini bagi biosfer dan penyangga kehidupan menjadi alasan untuk dilindungi dan dipertahankan. Langkah kecil ini akan berarti dan cerita bersama masyarakat pedalaman akan berseri dan berlanjut..semoga
Waaaa..catatannya keren Bang..Serasa ikut naik mobil malam2 di jalan berlubang dan mendengar suara-suara yg menggidikan bulu kuduk..Semoga masyarakat sana mendapatkan kembali kehidupan mereka bersama alamnya ya..
BalasHapussemoga...datanglah kemari kita bisa memulai langkah kecil membangun peradaban dunia
BalasHapus