Ribuan Pohon Durian Kalbar Ditebang Per Tahun

Voice of borneo | 16.20 | 1 komentar

Ribuan Pohon Durian Kalbar Ditebang Per Tahun
Kamis, 31 Desember 2009 | 04:02 WIB
Pontianak, Kompas - Penangkapan lima kapal yang mengangkut 272 kontainer kayu di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dan Pelabuhan Dwikora, Pontianak, Senin-Selasa (29/12), membuka kedok praktik penebangan ribuan pohon durian di Kalimantan Barat dalam setahun terakhir.
”Kebijakan memperbolehkan penebangan kayu durian awalnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kayu domestik dan menyejahterakan masyarakat. Kenyataannya, kebijakan ini dimanfaatkan cukong untuk mengeruk keuntungan. Sebaliknya, masyarakat merugi karena lingkungan rusak,” kata Direktur Lembaga Konservasi Kalimantan Lorens, Rabu.
Markas Besar Polri menyita 213 kontainer kayu durian olahan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, yang diangkut tiga kapal dari Kalbar. Adapun Kepolisian Daerah Kalbar menyita 59 kontainer kayu durian olahan yang diangkut dua kapal di Pelabuhan Dwikora, Pontianak (Kompas, 30/12).
Modus baru pembalakan liar adalah menyelipkan kayu jenis lain dalam pengiriman kayu durian.
Menurut Lorens, hasil survei yang dilakukan lembaganya beberapa waktu lalu menunjukkan, sedikitnya dalam sehari ada dua kontainer kayu durian di Kecamatan Pahuman, Kabupaten Landak, yang dikirim ke Pontianak. Untuk mengisi satu kontainer, dibutuhkan empat pohon. Dengan estimasi itu, dalam setahun diperkirakan 2.400 batang pohon durian ditebang di Pahuman. Padahal, areal tebang pohon durian tidak hanya di Kecamatan Pahuman, tetapi juga di kecamatan lain di Kabupaten Landak dan Mempawah.
Satu pohon durian dihargai Rp 500.000-Rp 1 juta. Padahal, hasil buah durian dalam satu kali musim panen minimal Rp 1 juta. Masyarakat menanam pohon durian di daerah tangkapan air. ”Kebijakan memperbolehkan penebangan pohon durian sebaiknya dihentikan,” katanya.
Di Pelabuhan Dwikora, Rabu, polisi menemukan tujuh kontainer kayu yang bermasalah dan menyegel karena berisi kayu rimba campuran.
Direktur Reserse Kriminal Polda Kalbar Komisaris Besar Rafli menyatakan, pihaknya bersama Dinas Kehutanan Kalbar baru mengidentifikasi 26 dari 59 kontainer yang disita. Sejauh ini belum ada penetapan tersangka.
Koordinator Pos Kehutanan Pelabuhan dari Dinas Kehutanan Kalbar Munasrip mengatakan, selama ini pihaknya hanya melakukan pengecekan administratif terhadap kayu. Pemeriksaan fisik kayu tidak dilakukan karena kontainer disegel. (WHY)

Category:

Voice of Borneo:
Saya sangat menghargai komentar yang membangun dan bertanggungjawab

1 komentar:

  1. Saya mendengar beberapa tahun yang lalu dari seorang teman di Pontianak-pohon-pohon durian ditebang. Kita harus prihatin karena kehilangan plasma nutfah yang tak terhingga nilainya. Kalbar merupakan sumber genetik durian yang penting, dari kawasan ini telah banyak kultivar durian dirilis. Perlu "pendidikan" untuk pengambil kebijakan agar lebih bijak.

    BalasHapus