Voice of borneo | 01.10 | 0 komentar

Memulai Tahun 2010 aku mengunjungi petani di desa Saham dan Sebatih,perjalanan kali ini ditemani oleh anak-anak. satu hal yang menarik adalah mengenalkan tentang sawah dan padi kepada mereka. Jam 8.00 pagi hari beberapa petani sudah berkumpul di saung pertemuan, saung tersebut berada di hamparan persawahan tepi parit yang mengaliri sawah sawah disekitarnya. Inti pertemuan pada kesempatan ini adalah membuat rencana kerja bersama kelompok tani dalam sistem produksi pangan.
Persoalan produksi pangan menjadi penting karena pentingnya pemenuhan pangan bagi semua orang. Ketersediaan pangan merupakan indikator utama kesejahteraan masyarakat, persoalan produksi pangan tidak hanya bicara tentang tekhnis pertanian tetapi juga menyangkut kemandirian petani dan peningkatan sumber daya yang ada. kegagalan revolusi hijau menjadi refleksi balik bagi semua orang, apakah yang salah dari sistem ini?
salah satu awabannya adalah , penerapan program revolusi hijau secara masif ternyata membangun ketergantungan petani terhadap input produksi terutama penyediaan pupuk, pestisida dan berbagai sarana produksi lainnya, punahnya pengetahuan lokal dan semakin tingginya input produksi ternyata tidak sebanding dengan harga jual produk pertanian. ketergantungan ini menjadi akar masalah pertanian dan petaninya, dalam pertemuan bersama petani ini akhirnya disepakti akan dilaksanakan pelatihan tentang kompos....

Category:

Voice of Borneo:
Saya sangat menghargai komentar yang membangun dan bertanggungjawab

0 komentar