Voice of borneo | 02.15 | 0 komentar

15 agustus 2010.
Menerobos pekatnya malam ditengah guyuran hujan kami meninggalkan Pontianak, Perjalanan malam ini terasa berat karena jalanan trans Kalimantan licin dan berkubang lumpur. Lalu lalang kendaraan sangat jarang dan sekali dua bertemu dengan beberapa binatang malam yag melintas dijalan.
9 jam perjalanan akhirnya tiba di Sintang, istirahat satu hari di Sintang cukup meregangkan semua otot dan syaraf syaraf yang penat. Malam hari kami kembali melanjutkan perjalanan ke Putussibau. Perjalanan kali ini membawa misi mengumpulkan informasi dan merancang kerjasama dengan masyarakat dan parapihak untuk penyelamatan koridor antara Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum.
Gonjang ganjing kerusakan hutan dan berkurangnya hutan dibelahan bumi Kalimantan ancaman terbesar bagi kehidupan manusia dibumi ini.
Upaya dialog politik tentang lingkungan ini tak pernah selesai dibahas diforum forum pertemuan baik di daerah , nasional bahkan internasional. Berbagai isu dan skema kebijakan lahir sebagai contoh REDD (Reducting emission from deforestation and forest degradation) da istilah istilah lainnya.Namun hal ini hanya menjajdi retorika semata.
Apakah masyarakat yang selama ini tinggal disekitar hutan tahu bahwa mereka merupaka bagian penting dari skema ini?tentuya tidak, target utama perjalanan ini mungkin bisa menggambarkan kesesuaian isu isu gobal tersebut dengan kebutuhan masyrakat disekitar hutan

Category:

Voice of Borneo:
Saya sangat menghargai komentar yang membangun dan bertanggungjawab

0 komentar