Indahnya pluralisme
Mengapa harus terjebak dalam simbol simbol?kebanggaan terhadap simbol adalah sifat kerdil dari pribadi yang tertutup..bukankah kita tidak pernah berpesan saat lahir sebagai orag apa?keluarga apa?agama apa?
topik ini mewarnai diskusi dengan teman temanku hari ini, aku merasa bahagia da terhormat diundang berbuka puasa, menyimak nilai religi dan khusyuknya puasa sebagai perbuatan tobat.
Belajar memahami perbedaan dan menghargai nilai nilai humaniora bisa dilakukan dari praktek paling praktis, berteman degan orang yang berbeda dan tidak merasa tabu membicarakan perbedaan perbedaan atara kita dengan mereka paling mudah untuk dilakukan.
Betapa tidak, kita sering menutup diri dari komunitas diluar agama, suku atau kelompok sosial diluar kita. Pembodohan telah terjadi secara prakti dalam pikiran dan pribadi kita. Menampikkan nilai nilai kemanusiaan yang harusnya bersifat terbuka dan universal adalah pertanda kita telah memisahkan diri dari sifat pluralis.
Apakah kaum pluralis ini dikategorikan moderat dan tidak punya prinsip? tentunya salah besar bila kita memandangnya seperti itu. Pluralisme hadir sebagai sebuah kaakter membuat hubungan menjadi akrab, pluralisme menawrkan nilai kompromi tanpa mengorbankan nilai yang dimiliki oleh personal ataupun group.
Mengandaikan indahnya persahabatan dan kebersamaan adalah hal baik dan visioner, menjadikan komunikasi untuk menyelesaikan segala persoalan perbedaan bisa dilakukan pada setiap level baik antara masyarakat, masyarakat dengan pemerintah ataupun antar bangsa di dunia ini.
semoga
Category:
0 komentar