Pendidikan Lingkungan di TNDS
Kegiatan pendidikan lingkungan bagi anak-anak SD di TNDS pada tanggal 28 Oktober - 31 Oktober 2007 diisi dengan lomba melukis lingkungan, fotografer cilik, lomba menulis, cerdas-cermat lingkungan, membuat kompos, pemutraran film lingkungan dan penanaman pohon. Serangkaian lomba ini diikuti oleh ratusan murid dari 9 Sekolah Dasar yang ada di Taman Nasional Danau Sentarum. Selain itu untuk guru, orang tua murid mengikuti kegiatan seminar dan lokakarya “Arah ke Depan Pendidikan di Danau Sentarum”. Seminar ini bertujuan untuk merefleksikan proses pendidikan 25 tahun , membangun gagasan baru pendidikan bagi anak-anak di TNDS. Panitia juga menggelar serangkaian kegiatan lomba olahraga bagi anak anak seperti perlombaan lari karung, sepak bola, volley ball dan permainan lainnya. Dimalam hari anak-anak dan masyarakat disajikan penayangan film lingkungan dan lomba kesenian.
Koordinator Lapangan Yayasan Riak Bumi, Thomas Irawan mengatakan, peringatan atas usaha masyarakat kawasan TNDS dan didukung oleh Yayasan Riak Bumi dan EC-Indonesia FLEGT Support Project. Kepedulian masyarakat terhadap pentingnya pendidikan bagi pewaris kawasan TNDS patut mendapat perhatian yang layak, melalui kegiatan ini diharapkan pengelolaan kawasan ini menjadi tanggungjawab bersama. Ia menambahkan, TNDS merupakan kawasan konservasi yang didiami masyarakat tempatan jauh sebelum wilayah itu dinyatakan sebagai Taman Nasional. "Momentum acara seperti ini sangat baik kalau digunakan untuk memfasilitasi pendidikan lingkungan kepada anak-anak SD di seluruh kawasan konservasi sebagai pewaris TNDS di masa mendatang," kata Thomas Irawan. Hal itu sekaligus untuk memberi perhatian kepada guru-guru SD yang bertugas di desa terpencil seperti di TNDS khususnya mengenai pentingnya proses penyadaran pemeliharaan lingkungan sejak dini.
"Hasil dari kegiatan ini dapat menjadi bahan kampanye cinta lingkungan yang diharapkan memiliki dampak cukup luas," katanya. SD Negeri Semalah merupakan sekolah dasar pertama yang didirikan di kawasan TNDS. Mula-mula, sekolah tersebut didirikan masyarakat setempat secara swadaya pada 1979 (versi lain 1972) dengan nama SD (SR) Swasta Semalah.
Apresiasi anak-anak sangat antusias mengikuti semua kegiatan, suasana lucu dan penuh kreativitas membuat waktu kegiatan terasa singkat, demikian juga para guru, orang tua murid ikut memberi dukungan . Orang tua murid dari beberapa tempat bahkan rela meninggalkan aktivitasnya untuk ikut memeriahkan acara tersebut.
Menurut Ade Muin, pada awal berdiri, hanya terdapat dua ruang belajar. Karena keterbatasan dana, pembangunan dilakukan secara gotong royong oleh warga setempat. Waktu itu, jumlah kepala keluarga (KK) sekitar 13, sekarang 100-an KK.
Saat itu, dinding dan atap sekolah masih menggunakan kulit kayu. Sedangkan lantai dibuat anyaman dari batang rotan sebelum dilapis kulit kayu. "Waktu itu, satu KK menyumbang sekitar Rp500. Uangnya dibelikan untuk paku setengah kilogram. Kebutuhan lain seperti kayu diperoleh dari hutan, makanan minuman dari warga," katanya.
Setelah berdiri, karena keterbatasan ruang dan tenaga pendidik, hanya sampai kelas IV sekolah dasar. Selanjutnya, murid harus melanjutkan sekolah ke Kecamatan Selimbau. Tak ada jalan darat dari Semalah ke Selimbau, semua harus ditempuh menggunakan transportasi air. Kalau musim hujan dan air di danau pasang, jarak tempuh ke Selimbau sekitar tiga jam menggunakan perahu bermotor 15 tenaga kuda. Ongkosnya minimal Rp210 ribu untuk membeli bahan bakar perahu. Tapi di musim kemarau, waktu tempuh dapat dua kali lipat lebih lama dan mahal karena perahu harus memutar cukup jauh akibat sungai tidak dapat dilalui. Ada lima dusun yang tercakup sekolah tersebut yakni Semalah, Tempurau, Sungai Periuk, Gunung Melingkung dan Teretap. Jumlah muridnya berkisar antara 60 hingga 70 orang setiap tahun. Terkadang, orang tua memandang sudah cukup apabila anak mereka dapat membaca menulis.
Danau Sentarum merupakan kumpulan dari sejumlah danau yang berada di daerah pehuluan Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia. Fungsi Danau Sentarum pada saat musim hujan maka air yang memenuhi Sungai Kapuas dan daerah aliran sungainya akan ditampung di danau tersebut. Sementara pada musim kemarau, air yang ditampung tersebut akan keluar dan mengisi alur Sungai Kapuas untuk mencegah kekeringan.
Category:
0 komentar