Perempuan desa

Voice of borneo | 20.48 | 0 komentar

Beratnya beban kaum perempuan dalam hidup sehari hari , terutama kelompok perempuan didesa. Selain menjaga kelangsungan hidup keluarga mereka juga masih harus dibebani dengan kerja berat mencari nafkah. Semua organ bergerak untuk memenuhi hidup demi kasih sayang kepada suami dan anak anak. Dokument ini saya rekam dari desa di kawasan trans kalimantan  pada tahun 2012.


Menghitung beban mereka bagaikan merapikan benang kusut dan ketidak adilan yang dialami sering disebut sebagai kodrat. Sungguh tragis bahkan hingga hari ini dan detik ini banyak perempuan yang pasrah dengan kondisi yang dialami.
Peringatan International Women’s Day ke-101 pada 8 Maret 2012 dicanangkan PBB dalam perayaan Women’s Day tahun ini adalah Empower Women – End Hunger and Poverty; 

Tema ini sangat relevan dengan kondisi perempuan perdesaan dan pada saat forum forum internasional membahas nasib mereka harapannya tekanan dan beban hidup mereka juga berkurang. pada saat jargon politik mensyaratkan komposisi perempuan dalam parlemen pun nasib mereka tak jauh berubah.
Tadi malam cendekiawan membahas isu kenaikan BBM , tak satupun dari pembicara dan pengamat ekonomi yang menyinggung beban perempuan ketika BBM dan persoalan politik dinegeri ini menjadi masalah serius. 
Perspektif Gender adalah keberpihakan bukan lips service dan quota,  keberpihakan ini harus diaktualisasi dalam pikiran dan tindakan.

Category: , ,

Voice of Borneo:
Saya sangat menghargai komentar yang membangun dan bertanggungjawab

0 komentar