Mangrove dan Sumber Penghidupan

Voice of borneo | 02.19 | 0 komentar

 

Kawasan pesisir dan laut Indonesia memiliki potensi dan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia (mega biodiversity) dan termasuk dalam kawasan CTC (Coral Triangle Center). Tingginya potensi dan keanekaragaman hayati tersebut baik dalam bentuk keanekaragaman genetik, spesies maupun ekosistem merupakan aset yang sangat berharga untuk menunjang pembangunan ekonomi Indonesia. Tingginya keanekaragaman hayati perairan tersebut dapat memberikan manfaat bagi lingkungan dan kesejahteraan bila dikelola secara optimal dan berkelanjutan dengan memperhatikan karakteristik dan daya dukung (carrying capacity) lingkungan. Salah satu potensi utama pesisir Indonesia adalah ekosistem mangrove. Mangrove banyak ditemui di pesisir pantai, teluk yang dangkal, daerah estuari, laguna, delta, daerah aliran sungai dan daerah pantai yang terlindungi. Mangrove mempunyai berbagai fungsi. Secara fisik, berfungsi untuk menjaga kondisi pantai agar tetap stabil, melindungi tebing pantai dan tebing sungai, mencegah terjadinya abrasi dan intrusi air laut, serta sebagai perangkap zat pencemar .

Ekosistem hutan mangrove merupakan komunitas tumbuhan pesisir yang memiliki manfaat sangat besar, antara lain sebagai daerah pemijahan jenis ikan tertentu, daerah asuhan ikan-ikan ekonomis penting, penyedia nutrien dan zat hara penting, serta fungsi fisik yang sangat besar seperti menjaga daerah pesisir dari abrasi.

Cerita menarik di Kubu Raya adalah upaya pengelolaan kawasan mangrove untuk sumber penghidupan dan menjaga keseimbangan lingkungan ,sejak tahun 2016 masyarakat di Pesisir Batu Ampar Kabupaten Kubu Raya memelihara kepiting dengan sistem karamba didalam kawasan  mangrove, Kami memelihara kepiting dengan tetap mempertahankan hutan mangrove agar semakin cepat berkembang dan kondisi pakan alaminya selalu tersedia, demikian menurut Bapak Aliansyah saat saya ngobrol dengan beliau.  

Masyarakat Batuampar telah mengantongi ijin kelola hutan desa artinya secara legal masyarakat memiliki akses kelola dan hak untuk menjaga, memanfaatkan dan memastikan kawasan ini tetap lestari.

Selain mengembangkan kepiting masyarakat juga membudidakan ikan Tyrus , Ikan tyrus harga jualnya mahal karena menghasilkan gelembung, gelembung ini bahan untuk obat kecantikan dan medis namun informasi tentang pasar dan pengolahannya masih sangat terbatas.

Komoditas lainnya adalah madu mangrove, saat ini masyarakat sudah mengenal sarang buatan (tikung) yang dipasang dipohon pohon mangrove , tikung ini akan dihinggapi oleh lebah hutan (apis dorsata) . Inovasi budidaya madu sepeeti demikian sudah banyak ditemukan di Taman Nasional Danau Sentarum Kab. Kapuas Hulu.

Kami juga sempat diajak mencicipi nikmatnya madu kelulut yang dibudidayakan diantara kebun kelapa, kopi dan berbagai jenis tanaman pekarangan produktif. Luar biasa kekayaan alam yang berlimpah dikelola dengan arif menghasilkan manfaat ekonomi dan lingkungan.



Menjelang sore kami disuguhkan kuliner seafood , kepiting, ikan, udang dan kerupuk kepiting yang disediakan oleh ibu ibu di Desa Batu Ampar. Semua penat hilang dan sinar matahari  sore yang akan tenggelam di cakrawala mengantar kami kembali ke Pontianak





Category:

Voice of Borneo:
Saya sangat menghargai komentar yang membangun dan bertanggungjawab

0 komentar