Kisah Gawai masyarakat perbatasan

Voice of borneo | 19.23 | 0 komentar


Memasuki bulan juni disetiap tahun masyarakat Iban, Embaloh dan Kantuk menyambut pesta Gawai /Gawa', pesta ini merupakan tradisi turun temurun sebagai ucapan syukur atas berkat yang telah diterima sepanjang tahun. Bila ditelisik dari maknanya prosesi ini juga banyak ditemukan di masyarakat petani di Nusantara ini, syukur atas panen dan rejeki yang diterima dari Yang Maha Kuasa mereka nyatakan dalam rasa syukur dan berbagi dengan sesama. Nilai kearifan yang terkandung dalam acara ini membuat kita mengerti bahwa gawai bukanlah budaya pemborosan atau ajang mabuk tuak.
Tamu yang hadir saat upacara gawai bukan hanya dari tetangga sekampung tetapi kerabat dan kampung kampung lainnya bahkan kerabat dari negeri sebelah yakni kaum Iban dari Malaysia. Rasa persamaan klan dan persaudaraan menjadi bagian terindah yang mengikat tali persahabatan warga antar bangsa ini. 
Persiapan Gawai dimulai dari acara adat "sanuari" , acara sanuari ini merupakan acara pembukaan yang berisi prosesi adat dan dipimpin oleh tuan rumah dan para tetua dan tamu tamu yang dianggap tahu tentang adat istiadat (pedara").Tuan rumah akan memotong babi dan mengambil hati babi untuk ditaruh di piring putih beralas daun sabang dan kain tenun. Hati babi ini dipersembahkan kepada imam dan tetua adat untuk bahan melihat peruntungan di tahun yang akan datang. Satu persatu para tetua adat bergantian melihat hati babi dan memberikan hasil ramalannya. Apabila peruntungannya masih kurang baik maka dianjurkan menyembelih babi lagi dan membuat acara sanuari lagi. Kemudian acara dilanjutkan dengan acara Besampi, acara besampi merupakan bagian dari upacara memanggil roh leluhur dan berdoa mohon keselamatan dan rejeki dalam penghidupan tahun depan Acara Besampi dipimpin setidaknya oleh lima orang tetua adat dan didampingi oleh tuan rumah. 
setelah prosesi inti selesai maka pesta pun mulai digelar. semua orang akan disuguhkan makanan dan minuman, gelar pesta diiringi dengan menari da bersukaria . Para gadis akan melayani tamu tamu dan mengajak minum tuak dari fermentasi beras ladang. Tetabuhan bertalu dengan derap tari dan suasana riuh dan gembira. berbagai jenis makanan disajikan dan bagi pengunjung atau tamu yang tidak bisa minum alkohol dan makan daging babi akan disuguhkan menu khusus yag dipersiapkan. Keramahan dan keceriaan pesta berlangsung hingga malam. Dering gelang para penari dan gemulai tarian membawaku untuk mulai bergoyang diantara tamu tamu lainnya, senyum sumringah dan keramahan mereka mengajak bersulang menikmati tuak manis dan akhirnya membuat fly. Oh,,,,ternyata tidak cukup sampai disini, suguhan minuman segar lainnya sudah menunggu hingga benar benar berada dalam puncak kekenyangan.
Sepertinya kenikmatan ini harus berakhir dengan istiahat dan tidur dalam kondisi fly untuk menyambut event selanjutnya saat terbangun lagi.
Sungguh luar biasa keindahan artistik pakaian adat dan kenikmatan makanan membawaku hanyut dan bergumam bahwa kekayaan budaya bangsaku tidak kalah meriahnya dibandingkan dengan pesta yang sering diadakan kaum jetset selebritis di holywood sana. 

Category: , , ,

Voice of Borneo:
Saya sangat menghargai komentar yang membangun dan bertanggungjawab

0 komentar