Perjalanan menuju Lubuk Bandung

Voice of borneo | 23.34 | 2 komentar

Dusun Lubuk Bandung merupakan salah satu dusun terpencil di desa Sui Ajung Kecamatan Batang Lupar diwilayah utara Kabupaten Kapuas Hulu, Kampung yang dihuni oleh komunitas Iban ini terletak dipinggir sungai Labian _ Leboyan yang menghubungkan Taman Nasional Danau Sentarum dan Taman nasional Betung Kerihun.
Siapa mengira kita masih menemukan komunitas yang tak pernah menikmati kemerdekaan di Republik ini. sudah 68 tahun kemerdekaan RI seperti tak berbekas diwilayah ini. Jalan setapak dan hanya bisa dilewati dengan jalan kaki dan sepeda motor.
Setelah mengendarai motor sekitar 1 jam perjalanan dilanjutkan menggunakan perahu menyusuri sungai Labian. disaat kondisi air normal tidak terlalu repot menggunakan perahu kecil (jalor) namun jangan coba coba saat air sedang pasang dan sehabis hujan.. arus sungai lumayan deras dan bisa menghanyutkan perahu.
Perjalanan kali ini bersama pak Yoseph Undja dan bro Agus efensius, menjajaki informasi dan tinggal untuk beberapa lama bersama komunitas menyelamatkan kawasan hutan dan sungai dan menggali potensi ekonomi untuk sumber penghidupan mereka kedepan.
Masyarakat Iban di Lubuk Bandung merupakan tipe masyarakat peladang yang sangat tergantung dari hutan dan sumberdaya alam lainnya, perladangan gilir balik selain menghasilkan padi dan berbagai jenis tanaman pangan lainnya. Kebutuhan protein mereka dapatkan dari ikan yang ditangkap dengan menggunakan pancing, jala dan pukat di sungai Labian dan daging didapatkan dari berburu binatang hutan seperti babi hutan, rusa dan kijang. Hal yang menarik dari kebiasaan dan kepercayaan mereka adalah  orangutan merupakan binatang yang dilindungi dan tidak boleh dibunuh.
Jarak dan medan yang jauh sirna saat bertemu dengan kepala desa dan berbicang bincang dengan mereka dipinggir kampung ditepi sungai, berbagai hal mengalir dalam pembicaraan kami mengenai bagaimana fasilitas pendidikan, kesehatan dan harapan harapan mereka kedepan. Hidup dengan kesederhanaan dan kemewahan sumberdaya alam membuat mereka sangat bahagia dan bangga dengan apa yang telah mereka miliki, walaupun sesekali mereka masih berharap bisa menikmati kue pembangunan seperti masyarakat lainnya diluar sana.
Menyusuri Sui Labian
Dalam perjalanan ke kampung Lubuk Bandung kita bisa menikmati suara suara burung yang langka seperti melihat burung enggang gading(rhinoplax vigil), melewati hutan karet bisa menemukan berbagai macam jenis jamur dan angrek hutan yang eksotis...wonderfull suasana laboratorium alam tropis dengan segudang pengetahuan dan keanekeragaman hayati mengundangku mengintip lensa kamera pocket yang selalu dibawa kemana mana.
Jamur
Kisah ini tak berakhir karena perjalanan akan selalu dilanjutkan kesini , catatan kecil perjalanan hari itu ditutup dengan kesepakatan untuk bersama sama belajar dan bekerjasama dalam mengelalo sumberdaya alam yang dimiliki.
Anak anak juga terampil berperahu

Category: , ,

Voice of Borneo:
Saya sangat menghargai komentar yang membangun dan bertanggungjawab

2 komentar:

  1. Bang kayaknya aku in reinkernasi dari orang-orang yang tinggal di tepi sungai deh dulunya. Makanya suka sekali melihat foto yang paling bawah..Disamping keren juga memandangi foto orang yang berkaca mata di atas hahahaha..

    yah, ini masih Indonesia tapi sepertinya di lupakan..Apa minta merdeka saja, Bang?

    BalasHapus
  2. kalo yang berkacamata itu mah narsis hehehehehe,,,beginilah nasib negeri acak kadut bu....mereka berada dalam indikator tingkat kebahagiaan bukan sekedar tingkat kesejahteraan

    BalasHapus